Google dilaporkan akan mengubah mesin pencarinya dengan berbasis pada semantik. Perbaikan itu diperkirakan akan mengubah 'permainan' dalam persaingan mesin pencarian. Para teknisi mesin pencarian Google mengumumkan penataan ulang paling radikal ini untuk menyesuaikan perkembangan.
Perbaikan secara bertahap akan diterapkan selama beberapa bulan berikutnya. Namun efeknya bisa jadi sebuah tranformasi besar, baik untuk pengguna ataupun kalangan bisnis.
Google saat ini memulai penggabungan teknologi pencarian semantik dengan sistem pencarian kata kunci klasik. Ringkasnya, perbaikan ini berarti setiap kali pengguna memasukkan jenis pertanyaan tertentu, Google akan mencoba menyediakan jawaban tunggal, bukan hanya memuntahkan ribuan tautan web berwarna biru, yang selama ini ada.
Google menyadari bahwa perbaikan akan perlu jika ingin tetap menjadi pemimpin dalam mesin pencarian.
Sebelumnya Amit Singhal, teknisi software Google, masih frust rasi dengan pencarian Google di Juni lalu. Padahal pada tahun lalu ia telah menulis ulang algoritma pencarian Google dan memperbaiki rumusan asli Google yang diperkenalkan pendiri Google, Sergey Brin, sampai ia dikenal sebagai Google Fellow.
"Saya merasa pencarian masih satu dimensi," katanya. "Anda memberi kami sebuah pertanyaan, dan kami harus memberi hasil jauh lebih komunikatif. Anda harus mampu berkomunikasi dengan mesin pencari Anda. Saya ingin mesin pencari menjadi ahli yang terbaik. Anda kadang tidak perlu menanyakannya pertanyaan berikutnya," lanjutnya.
Singhal saat itu menawarkan jaminan bahwa Google dan semua mesin pencari, harus menghormati privasi pengguna ketika membangun dan menerapkan teknologi baru.
Namun, apakah perbaikan mesin pencarian ini mampu menjadi solusi bagi bisnis?
Ia mengatakan penting untuk bisnis dengan satu alasan sederhana yaitu intuitif. Dengan pencarian semantik, berarti bisnis akan berpikir lebih keras tentang membuat penawaran digital yang lebih canggih. Ketika hanya ada satu jawaban untuk sebuah permintaan pencarian, bagaimana Anda memastikan itu adalah bisnis Anda satu-satunya?
"Saya masih membuang banyak waktu ketika saya melakukan pencarian. Percakapan masih terasa patah. Pencarian tidak seefisien seperti yang saya inginkan," ujar Singhal.
"Misalnya, hari ini saya memiliki daftar yang harus saya lakukan di ponsel saya yang berisi tugas-tugas seperti 'mengambil hadiah untuk ayah saya'. Ponsel ini memiliki sistem GPS dan tahu keberadaan saya. Hal ini juga berisi kalender saya, sehingga tahu kapan saya bebas".
"Mengapa setidaknya mesin pencari, yang telah saya bangun dengan sebuah hubungan personalisasi dan dapat mensinkronisasi semua informasi itu, memberitahu saya ketika saya dekat sebuah toko yang memiliki hadiah untuk ayah saya?"
Pada saat itu Singhal mengatakan Google dan tim teknis inya tidak mengandaikan keberhasilan jenis hubungan ini dalam sebuah mesin pencarian. Perkembangan terakhir ke arah pencarian definitif adalah langkah menuju masa depan yang Singhal telah uraikan.
Sejak munculnya Twitter dan update informasi secara real-time, Google telah mencoba memperbarui layanan inti pencariannya. Ini menjadikannya relevan dan tepat waktu untuk tiap pengguna.
Namun, meski telah menikmati kemitraan dengan situs microblogging selama dua tahun, Google gagal menegosiasikan kesepakatan yang sama lagi. Akibatnya, Google kerap muncul tanpa berita update, di luar layanan Google News-nya.
Dengan bergerak ke arah pencarian komputasi, sama seperti di mesin pencari kurang terkenal, Wolfram Alpha karya ilmuwan Inggris Stephen Wolfram, Google baru ini cenderung mempengaruhi jutaan situs web yang bergantung pada halaman-peringkat hasil Google. Ini juga belum jelas bagaimana dia bisa mempengaruhi bisnis, apak ah untuk memastikan situs web bisnis Anda telah mengoptimalkan diri dengan kata-kata kunci terbaik untuk pencarian.
Google akan mengalami perubahan besar. Ini seperti dialami Yellow Pages, yang merancang ulang desain mereka, dan menulis ulang indeks. | The Telegraph
• VIVAnews
0 Comments:
Posting Komentar